Membayar Hutang Puasa Ramadhan Di Bulan Syawal, Cara Puasa Syawal Dan Keutamaannya
Walaupun demikian, ada beberapa golongan orang yang tidak diwajibkan berpuasa karena terdapat udzur padanya, Seperti orang yang menginjak usia lansia dengan kondisi fisik yang tidak kuat menunaikan ibadah puasa, orang yang sedang sakit, wanita hamil dan menyusui, serta wanita yang sedang haid atau menstruasi. Sehingga wanita yang sedang haid tidak boleh berpuasa.
Dengan begitu, wanita yang
meninggalkan ibadah puasa Ramadan karena haid harus mengganti atau membayar hutang
puasa Ramadan di kemudian hari. Mengganti puasa Ramadan ini dapat dilakukan
setelah Hari Raya Idulfitri atau saat memasuki bulan Syawal. Namun tentu
muncul pertanyaan, apakah mengganti hutang puasa di bulan Syawal dihitung
sekaligus sebagai puasa sunah Syawal atau tidak.
Dalam hal ini, mengganti puasa
Ramadan di bulan Syawal tidak dapat dilakukan sekaligus puasa sunah Syawal.
Terdapat hukum tersendiri dalam pelaksanaan puasa sunah Syawal dengan puasa
qadha untuk mengganti puasa Ramadan. Dengan begitu, Anda perlu memahami hukum
dari cara membayar hutang puasa Ramadan di bulan Syawal dengan baik.
Dilansir dari NU Online, berikut jokkajo.com merangkum uraian mengenai hukum cara membayar hhutang puasa Ramadan di bulan syawal yang perlu Anda ketahui.
Cara Membayar Hutang Puasa Ramadan di Bulan Syawal
Bagi umat Muslim, menunaikan ibadah puasa di bulan Syawal merupakan salah satu anjuran sunah yang baik untuk dilakukan. Menunaikan ibadah puasa selama enam hari di bulan Syawal dipercaya dapat memberikan pahala sebanyak pahala puasa selama satu tahun penuh. Tentu ini menjadi kesempatan baik bagi umat muslim untuk menyempurnakan ibadah dan meningkatkan iman lebih baik.
Namun perlu diketahui bahwa bagi orang yang memiliki hutang puasa Ramadan sebaiknya membayar hutang tersebut terlebih dahulu. Artinya, bagi orang yang masih memiliki tanggungan puasa wajib Ramadan, perlu menunaikannya terlebih dahulu hingga terpenuhi.
Dengan begitu, dapat dipahami bahwa cara membayar hutang puasa Ramadan di bulan Syawal dikerjakan lebih dahulu, baru bisa dilanjutkan dengan ibadah sunah lainnya, termasuk puasa syawal.
Jika seseorang tidak melanjutkan pembayaran hutang puasa wajib, namun melakukan puasa sunah Syawal, dinilai tetap mengamalkan sunah puasa syawal. Meskipun dikatakan bahwa amalan tersebut tidak memberikan ganjaran seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW.
Niat Puasa Qadha Ramadan
Puasa qadha Ramadhan
merupakan puasa yang hukumnya wajib untuk membayar hutang puasa Ramadhan yang
tidak dapat dilaksanakan sebelum melaksanakan puasa Ramadhan berikutnya.
Pelaksanaan puasa qadha juga harus memenuhi kententuan-ketentuan, agar puasa
qadha diterima sebagai puasa pengganti yang sah.
Cara membayar hutang puasa Ramadan
di bulan Syawal sama seperti pelaksanaan puasa pada umumnya, yaitu diawali
dengan membaca atau melafalkan niat terlebih dahulu. Niat puasa ganti Ramadan
diketahui, perlu dilakukan di malam hari sebelum berpuasa, menurut mahzab
Syafi’i.
Anjuran melakukan niat puasa untuk
mengganti puasa Ramadan di malam hari ini berdasar pada Hadist Rasulullah SAW.
“Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’
Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada
redaksi zahir hadits.”
Dengan begitu, bagi wanita yang
ingin mengganti puasa Ramadan karena haid atau masa nifas, juga umat Muslim
lainnya yang tidak bisa berpuasa sebulan penuh pada tahun lalu, perlu melakukan
niat pada malam hari sebelum berpuasa. Berikut bacaan niat puasa untuk
mengganti puasa Ramadan yang perlu diketahui:
Nawaitu shauma ghadin ‘an
qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat untuk
mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Apakah Harus Dilakukan Secara Berurutan?
Cara membayar hutang puasa Ramadan
di bulan Syawal terdapat beberapa aturan yang perlu diperhatikan. Salah
satunya, sering dipertanyakan apakah mengganti puasa Ramadan harus dilakukan secara
berurutan. Secara umum telah dijelaskan pada QS. Al Baqarah ayat 184, bahwa
qadha puasa Ramadan wajib dilaksanakan sebanyak hari yang ditinggalkan.
Sementara aturan mengenai wajib
tidaknya qadha puasa yang dilakukan secara berurutan, terdapat dua pendapat
yang berbeda. Pertama, sebagian ulama menyatakan bahwa hari puasa yang
ditinggalkan secara berurutan, maka wajib diganti secara berurutan pula.
Sedangkan pendapat kedua, menyatakan bahwa qadha puasa tidak harus dilakukan
secara berurutan, karena tidak terdapat satu dalil yang menyatakan secara pasti
tentang hal tersebut.
Jika berdasarkan QS Al Baqarah ayat
184, dipahami bahwa qadha puasa harus diganti sesuai jumlah hari yang
ditinggalkan saja, dan tidak ada penjelasan lain selain itu. Namun terdapat penjelasan
Rasulullah yang bisa menjadi pedoman, yaitu sebagai berikut.
"Qadha' (puasa) Ramadhan itu,
jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia
berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan. " (HR. Daruquthni, dari
Ibnu 'Umar).
Bagaimana Jika Jumlah Hari yang Ditinggalkan Tidak Diketahui?
Setelah mengetahui cara membayar hutang
puasa Ramadan di bulan Syawal, ada aturan lain yang perlu diperhatikan,
yaitu ketika jumlah hari puasa yang ditinggalkan tidak diketahui. Dalam kondisi
ini, disarankan untuk menentukan hari yang paling maksimal.
Kelebihan qadha puasa yang
dilakukan dinilai lebih baik daripada kurang. Kelebihan qadha puasa ini bisa
menjadi ibadah sunnah tersendiri yang bisa menambah amalan pahala. Ini bisa menjadi
solusi terbaik ketika Anda lupa atau tidak mengetahui jumlah puasa yang
ditinggalkan pada tahun sebelumnya.
Cara Menunaikan Puasa Syawal
Setelah mengetahui cara membayar hutang puas
Ramadan di bulan Syawal, berikutnya Anda bisa melanjutkan amalan sunah puasa
Syawal untuk mendapatkan keutamaan dan rahmat kebaikan. Puasa syawal dapat
dilakukan pada bulan Syawal, yaitu umumnya selama 6 hari berturut-turut.
Puasa syawal ini bisa mulai
dikerjakan setelah Hari Raya Idul Fitri, yaitu tanggal 2 – 7 Syawal. Namun bagi
orang yang melaksanakan puasa Syawal tidak berurutan tetap mendapat keutamaan
puasa Syawal seperti berpuasa satu tahun penuh.
Pasa syawal adalah puasa sunnah, maka pelafalan niatnya pun bisa
dilakukan pada siang hari sejauh Anda belum melakukan hal-hal yang membatalkan
puasa. Untuk lebih memantapkan hati, Anda dianjurkan untuk melafalkan niat,
berikut niat dan tata cara puasa syawal:
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis
Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Niat Puasa Syawal di Pagi Hari
Bagi Anda yang
mendadak ingin menjalankan ibadah puasa syawal di pagi hari, tentu
diperbolehkan. Sebab, kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa
wajib. Berikut bacaan niat puasa syawal di pagi hari:
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an
adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya,
"Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT."
Tata cara puasa syawal
- Cara menunaikan puasa syawal
dimulai dari membaca niat dalam hati dan dengan sengaja terlebih dahulu.
- Melakukan kegiatan sahur yaitu
mengonsumsi makanan sebelum waktu imsak.
- Puasa syawal dapat dilakukan 6 hari
berturut-turut atau berselang, yang penting masih dilakukan di bulan Syawal.
- Berbuka puasa ketika waktu maghrib.
Keutamaan Puasa Syawal Yang Harus Diketahui
Mendekatkan Diri kepada Allah
Salah satu keutamaan puasa Syawal adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Setiap Muslim yang mengerjakan puasa Syawal selama enam hari, maka mendapat tempat mulia di sisi Allah. Selain itu, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dibandingkan dengan minyak kasturi. Keutamaan ibadah puasa sunnah tersebut sebagaimana yang ditegaskan dalam salah satu hadis Qudsi berikut:
"Setiap
amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan
Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu)." Kemudian, Rasulullah
melanjutkan, "Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau
mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak
kasturi." (HR. Muslim).
Memperoleh Pahala yang Berlipat
Tak hanya
sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, keutamaan puasa Syawal
juga akan memperoleh pahala yang berlipat ganda. Seseorang yang mengerjakan
ibadah sunnah ini selama enam hari setelah hari raya maka pahala yang diterima
akan berlipat ganda. Sebagaimana yang tercantum dalam sebuah hadits berikut
ini:
"Barang
siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idulfitri, maka dia seperti berpuasa
setahun penuh. (Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh
kebaikan semisal)." (HR. Ibnu Majah).
Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Puasa Syawal
juga memiliki manfaat bagi kesehatan, salah satunya dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh. Hal ini dikarenakan saat seseorang menahan rasa lapar selama
puasa, maka akan memicu sel-sel induk dalam tubuh memproduksi sel darah putih
baru yang dapat menghindarkan dari infeksi.
Menurut sebuah
penelitian dari University Southern California, puasa dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh karena penciptaan sel darah putih baru tersebut dapat
meregenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh. Sehingga hal ini berperan penting
dalam melindungi tubuh dari berbagai ancaman virus dan bakteri.
Mendapatkan Pahala Seperti Puasa Setahun
Keutamaan puasa
Syawal selanjutnya, yaitu mendapatkan pahala yang berlipat ganda seperti
menjalankan puasa selama setahun. Puasa Syawal hanya dikerjakan selama enam
hari, akan tetapi Allah SWT akan memberi ganjaran atau pahala seperti seseorang
yang puasa selama 12 bulan.
Keutamaan tersebut seperti yang tercantum dalam sebuah hadits
berikut ini, Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa
yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan
berpuasa selama enam hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala)
sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim)
Menjaga Kesehatan Pencernaan
Selain dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, puasa juga memiliki manfaat untuk mencegah penyakit yang disebabkan karena gangguan pencernaan. Pasalnya, setelah melaksanakan hari raya Idulfitri biasanya umat muslim dapat kembali makan tiga kali dalam sehari. Sehingga hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Oleh karena itu, puasa pada bulan syawal dapat sebagai kontrol untuk menekan porsi makan. Sehingga hal ini dapat mengendalikan transisi setelah mengonsumsi makanan dengan jumlah besar dan mencegah terjadinya gangguan pencernaan.
Terima kasih sudah membaca di JokkaJo.Com, semoga tulisan diatas dapat bermanfaat.
Gabung dalam percakapan
Semoga Kebaikan Menyertai Anda
[Beri Saya Ide Untuk Artikel Selanjutnya]