Ironi, Fungsi Mahasiswa Dilecehkan Oleh Poster Dan Tindakan Tak Bermoral Saat Demo
Sebelum tulisan ini berlanjut, saya perlu disclaimer terhadap persangkaan negatif. Tulisan ini merupakan bentuk protes terhadap sikap dan tindakan mahasiswa yang terlalu hedon dengan viralisme dan pengakuan, tulisan ini bukan bertujuan merendahkan martabat sekelompok orang atau mendiskreditkan seorang individu. Latar belakang tulisan ini tidak terlepas dari apa yang terjadi pada 11 April 2022, mahasiswa turun ke jalan menyuarakan perlawanan terhadap penguasa serta membuka bungkam atas penderitaan rakyat.
Apakah Mahasiswa Perlu Demo?
Mahasiswa itu kerjaannya apa? Belajar dan Demo? Haha terlalu sempit pemikiran konteks yang demikian, Saya masih ingat apa yang disampaikan oleh senior ketika Orientasi Pengenalan Kampus (Ospek) kepada kami Mahasiswa Baru (Maba) yang siap menerima doktrinisme kampus.
Katanya, Mahasiswa itu terdiri dari 2 suku kata yakni Maha yang memiliki makna besar, tinggi, dan memiliki kelebihan diatas rata-rata. Sedangkan kata Siswa yang bersanding disebelahnya adalah predikat yang dilekatkan pada setiap orang yang menempuh pendidikan baik formal maupun non formal. Sehingganya merujuk pada kesimpulan bahwa orang menempuh pendidikan di level tertinggi adalah nama lain dari 'mahasiswa'.
Lantas apakah mahasiswa itu perlu demo? jawabannya iya jelas, sebagai bentuk penerapan fungsi agent of control tersebut itulah mahasiswa harus proaktif dan kritis mengawal kehidupan berbangsa dan bernegara, jika terdapat penyelewengan yang mencederai prosedur ataupun terdapat permainan nakal yang dapat meruntuhkan wibawa bernegara.
Jangan pernah salahkan mahasiswa jika sesekali terdengar lantang menyuarakan aspirasi dan kesusahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat sementara penguasa diam tak berkutik seakan tidak melihat ataukah pura-pura tak paham.
Mahasiswa kalau Demo pasti merusak fasilitas..! Nah ini sebuah kontra dalam menjalankan fungsi kontrol, tak semua mahasiswa itu paham apa fungsi mereka, bagaimana mereka seharusnya menjalankan fungsinya, apa yang harus disiapkan dalam menuaikan sumpah mahasiswa.
Sumpah Mahasiswa Indonesia, dengan lantang diteriakan sebagai pembakar semangat dan memupus rasa takut terhadap ancaman.
Kami Mahasiswa Indonesia bersumpah bertanah air satu, tanah air tanpa penindasanKami Mahasiswa Indonesia bersumpah berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilanKami Mahasiswa Indonesia bersumpah berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan
Tahukah kamu Fungsi Mahasiswa dilecehkan?
Bukan kali ini terjadi, sehingga pantaslah marwah keperawanan telah rusak dan dipermalukan. yang terkini para masa aksi dalam demo penolakan penundaan Pemilihan Umum Presiden 2024 yang mengarah pada penambahan masa jabatan Presiden menjadi 3 periode.
Harga bahan pokok yang mahal akhir-akhir ini mencekik rakyat ditengah perekonomian yang baru saja akan bangkit dari keterpurukan karena wabah. Pemerintah dinilai 'kurang' kompeten dalam melayani masyarakat, kebutuhan dasar yang dapat mempengaruhi stablitas ekonomi tak mampu ditekanagar tak melangit.
Saya dalam tulisan ini bukan berusaha menghilangkan sikap kritis terhadap dinamika nasional, tapi lebih melakukan insptrospeksi diri. Bagaimana mahasiswa yang lupa arah perjuangan, sebagian mereka terlalu hedon dan butuh pengakuan, mencari perhatian lewat sikap dan perbuatan yang justru merendahkan secara tidak langsung.
Lebih baik bercinta 3 ronde daripada harus 3 periode, kata yang tak bermoral menghiasai poster yang dibawa demonstran mahasiswa pada demo 11 april 2022, kamu bisa menebak orang yang membuat poster ini mahasiswa semester berapa? Ataukah mahasiswa yang bekerja sampingan untuk 3 ronde? Maaf terlalu kejam kata-kata saya, hanya berusaha memahami fungsi poster yang dibawa saat demo, apa hubungannya 3 periode jabatan presiden dengan 3 ronde berhubungan intim. Bahasa menandakan bangsa, jangan buat malu.
Aku mau 3 ronde bukan 3 periode, Mahasiswa butuh perhatian dan pemuas hasrat. bukan terlalu kejam dalam berkata, tapi rasa malu rusaknya marwah mahasiswa jauh lebih kejam terhadap mereka yang memiliki niat lurus menyuarakan aspirasi.
Saya paham maksudnya, mungkin tulisan 'Cari minyak goreng, kayak cari yang setia, susahnya minta ampun'. Patut diacungi jempol, tapi ketahuilah kelangkaan yang setia tak dipermainkan oleh tangan jahil pemerintah ataupun pemegang kebijakan ekonomi dan pihak yang ingin kaya ditengah kesusahan masyarakat.
Ayolah, dunia mahasiswa tak semuanya berurusan dengan hubungan badan, kenapa harus disangkutpautkan dengan materi demo, kurang bahankah kalian? oleh karena itu ajarkan adik-adik kalian berorganisasi, ajarkanlah fungsi mahasiswa yang sebenarnya, ikuti kaderasisasi dengan baik.
Wasalamualaikum
2 komentar
Semoga Kebaikan Menyertai Anda
[Beri Saya Ide Untuk Artikel Selanjutnya]
daripada demo lebih baik gerilya saja gulingkan pemerintah
Menggulingkan pemerintah yang sah tidak seperti membalikkan telapak tangan, jika pemerintah digulingkan apakah akan membuat negara lebih baik? Belum tentu, bahkan bisa lebih buruk jika itu terjadi.
Terus berkontribusi utk negara sebelum mati...👏