Perang Rusia-Ukraina Menguak Munafik Negara Adidaya Dan Negara Zionis
Perang adalah sebuah langkah akhir untuk menyelesaikan
sebuah permasalahan, sebelum terjadi perang tentunya telah dilakukan berbagai
macam perundingan untuk mendamaikan kedua belah pihak yang bertikai, namun
karena tidak adanya sepakat untuk berdamai maka harus diselesaikan dengan
perang dan mengerahkan kekuatan militer dari pihak yang bertikai.
Pertikaian dua negara tersebut mulai bergejolak sejak tahun
2014 yang isunya berawal dari ketidakinginan Ukraina terus berada dalam lingkar
kekuasaan Rusia. Hingga presiden Ukraina Victor Yanukovych yang pro-Rusia pun di lengserkan pada waktu
itu. Saya lansir dari Wikipedia bahwa invasi Rusia terhadap Ukraina menjadi pemicu utama, dalam tulisan di
Wikipedia menyebutkan bahwa terdapat kelompok separatis anti pemerintah Ukraina
yang mendapat dukungan penuh dari Rusia di daerah Krimea. Kemudian beberapa
sumber menyebutkan bahwa Rusia mulai terus melancarkan serangan dilatar
belakangi campur tangan Amerika Serikat melalui NATO pada konflik
Rusia-Ukraina, diketahui bersama bahwa Amerika Serikat adalah musuh bebuyutan Rusia
sejak Perang Dingin. Secara singkat seperti itu, tulisan saya kali ini tidak
terlalu membahas kondisi pra perang Rusia dan Ukraina.
Perhatikan judul tulisan ini yakni “Perang Rusia Ukraina
Menguak Munafik Negara Adidaya dan Zionis”, siapakah mereka? Negara adidaya
saat ini ialah Amerika Serikat (United State), sedangkan negara Zionis tidak
lain adalah Israel itu sendiri.
Yang mendorong saya membuat tulisan ini ialah sebuah rekaman
video di salah satu Channel Youtube Cordova Media (Link Video),
dimana Joe Biden seorang Presiden Amerika Serikat memberikan sebuah pernyataan
yang sepertinya lupa dengan tindakan Negaranya sendiri.
Berikut kutipan pidato Biden “Demi Tuhan siapa yang
memberikan hak kepada Putin (Presiden Rusia) untuk mendeklarasikan apa yang
disebut sebagai negara baru di wilayah
milik tetangganya? Ini adalah pelanggaran hukum Internasional secara
nyata dan membutuhkan respon tegas dari masyarakat Internasional” sebuah
pernyataan bodoh menurut saya, Amerika serikat seakan-akan melupakan
perbuatannya di negara-negara Timu Tengah. Datang dan menimbulkan konflik
saudara disana, berbagai diskusi ilmiah yang menyebutkan keberadaan Amerika
Serikat di Timur Tengah adalah untuk penguasaan Energi yang terkandung di
wilayah tersebut.
Jangan jauh bercerita, pilu dan luka Palestina masih basah
dan terngiang sulit hilang karena kekejaman Zionis Israel yang di dukung penuh
oleh Amerika untuk melakukan invasi ke wilayah Palestina meski mendapat kecaman
dari berbagai pihak. Bahkan di zaman Donald Trump Amerika memberikan pengakuan
terhadap Ibukota Israel yang di pindahkan ke Yerusalem secara hukum adalah
Wilayah Palestina.
Lalu bagaimana dengan Syiria? Afghanistan? Yaman? Libya?
Iraq? Yang juga campur tangan Amerika Serikat dengan dalih Persatuan
Bangsa-Bangsa (United Nation) untuk
memberikan kedamaian di sana. Justru keberadaan Amerika memicu perang saudara
dan jutaan jiwa gugur dan ratusan ribu bangunan hancur di negara-negara
tersebut. Apakah Amerika belum sadar juga dengan tindakannya selama ini? Mungkin
Amerika dan pemegang kekuasaannya belum mengetahui peribahasa “Gajah diseberang
lautan terlihat, Nyamuk di pelupuk mata tak kelihatan”.
Seakan-akan meludah kelangit malah jatuh diwajah sendiri, ya
seperti itulah kondisi Amerika karena ucapan presidennya atas perang yang
terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Dilanjut Negara Zionis yang secara jelas dan gamblang
menzolimi Palestina bertahun-tahun juga ikut bersuara lewat Menteri Luar
Negeri Yair Lapid “Serangan Rusia
terhadap Ukraina adalah pelanggaran serius dalam Hukum Internasional, Israel
mengecam serangan tersebut” seperti tak paham rasa malu atau mungkin malu nya
hilang dari jati diri Negara Israel? Mereka mengecam tindakan Rusia yang membombardir
Ukraina beberapa hari terakhir ini, lalu lupa dengan serangan dan tindakan
kejamnya terhadap negara tetangganya Palestina. Merampas hak dan
mendeklarasikan kekuasaan diatas tanah sebuah negara merdeka.
Sebuah video rekaman dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang mencurahkan isi hatinya atas apa yang
dialami negaranya “ Hari ini saya bertanya kepada 27 pemimpin Eropa apakah
Ukraina akan masuk NATO, saya telah bertanya langsung.. Semua orang takut,
tidak ada yang menjawab. Tapi kami tidak takut, kami tidak takut pada apapun. Kami
tidak takut membela negara, kami tidak takut Rusia, kami tidak takut berbicara
dengan Rusia, kami tidak takut berbicara tentang apapun, tentang jaminan
keamanan untuk negara kami, kami tidak takut berbicara tentang netralitas, kami
bukan anggota NATO saat ini. Tapi jaminan apa yang kami dapatkan? Dan yang
paling penting adalah negara mana yang akan memberikan kami jaminan itu?...”
Ukraina merasa ditinggalkan
sendirian menanggung dampak yang timbul akibat campur tangan Amerika lewat
NATO, yang kini diam diri menjadi penonton di saat Ukraina sedang diterkam
beruang merah Rusia. Presiden Biden pun memberikan pernyataan tidak akan
mengerahkan pasukannya untuk memberikan jaminan keamanan bagi negara yang bukan
Anggota NATO. Dengan alasan tersebut Amerika menyembunyikan ketakutannya
berhadapan dengan Rusia yang di atas kertas memiliki persenjataan lebih unggul.
Ukraina benar-benar sendirian
menghadapi Rusia, ditambah lagi 12 ribu pasukan Republik Chechnya yang telah
bergerak menuju wilayah konflik untuk membantu Rusia, menunggu komando dari
Rusia untuk menggempur Ukraina. Presiden Chechnya mendesak Presiden Ukraina
untuk segera meminta maaf ke Rusia sebelum terlambat.
Lewat perang ini Ukraina harusnya
sadar siapa yang ada saat benar-benar dibutuhkan, siapa kawan yang benar-benar
rela mati membela kawannya yang sedang dalam kesusahan.
Akhirnya, Saya pribadi tetap
berharap agar perang Rusia Ukraina menemui titik temu untuk berdamai dan
menyelesaikan konflik lewat diskusi. Perang hanyalah akan menyisakan kerusakan,
ketika dua pihak berkonflik makan yang menang jadi Arah kalah jadi Abu, tidak
ada yang lebih baik dari keduanya.
Terima kasih sudah membac di JokkaJo.Com, semoga bermanfaat
menambah wawasan.
Wasssalamualaikum.
Gabung dalam percakapan
Semoga Kebaikan Menyertai Anda
[Beri Saya Ide Untuk Artikel Selanjutnya]