Suasana pergantian tahun baru di madinah, sejarah perayaan tahun baru, dampak negatif perayaan tahun baru
「Assalamualaikum」- Halo jo, saat saya menulis artikel ini sudah tanggal 30 Desember 2021, itu artinya pergantian tahun ke 2022 hanya kurang dari 48 Jam saja. Nah di beberapa negara dan kota-kota besar perayaan pergantian tahun baru digelar dengan cukup meriah dan penuh keramaian. Sudut kota yang menjadi tempat favorit didatangi oleh orang-orang bersama keluarga atau teman.
Di Indonesia tentu perayaan pergantian tahun baru juga semarak, bunyi terompet ditiup dimana-mana, berbagai jenis kembang api menghiasi langit malam tepat pukul 00.00 tanggal 1 Januari. Ditambah juga banyak dari orang Indonesia yang mulai
membuat Resolusi untuk tahun depan, entah terwujud atau tidak tetaplah menjadi trend di timeline media sosial.
Di
Jepang ada festival Hanabi (
花火、花; hana/bunga, 火; hi/api) yang dirayakan untuk menyambut pergantian tahun, masyarakat Jepang senang melihat kembang api yang begitu besar menghiasi langit malam.
Tapi tahukah kamu di Kota Madinah Arab Saudi tahun baru masehi sama sekali tidak spesial, sama seperti malam biasanya yang tidak ditandai dengan adanya keramaian atau acara tertentu. Berbeda dengan negara atau kota lainnya yang terlihat ramai merayakan Tahun Baru Masehi, kembang api pun tak berani mewarnai langit kota Madinah.
Saya sempat melihat salah satu video di grup Telegram, Kajian Syaikh. Malam tanggal 1 Januari di Kota Madinah sangatlah berbeda, kendaraan lalu lalang sebagaimana biasa, tak ada pemuda yang menghabiskan malam di pinggiran jalan hanya sekedar nongkrong dengan teman. Tak ada suara bising yang terdengar, di waktu menjelang subuh hanya terdengar lantunan bacaan Qur'an dan mendekati waktu Subuh hanya terdengar Suara Azan dari berbagai sudut kota.
Silahkan lihat video berikut
Kota Madinah sebagai kotanya Nabi Muhammad SAW, selalu terjaga dan konsisten menegakkan syariat Islam. Penduduknya paham betul bahwa perayaan tersebut bukanlah perayaan Umat Islam dan dilarang untuk mengikuti perayaan dari agama lain.
Untuk kamu yang membaca artikel ini, pendapat dan keputusan kembali kepada diri sendiri. Mau berubah atau tetap ikut merayakan pergantian tahun baru masehi yang tinggal sedikit lagi akan dihelat tanpa penyelenggara resmi.
Sebelum itu kamu perlu mempertimbangkan beberapa hal ini sebagai perbandingan untuk merayakan atau tidak merayakan pergantian tahun baru masehi.
1. Sejarah Tahun Baru Masehi
Perayaan Tahun baru Masehi pada awalnya dilaksanakan pada akhir bulan maret di Babilonia sesuai penanggalan mereka yang terdiri dari 10 bulan atau 304 hari saja, perayaan tersebut ditandai dengan acara keagamaan.
Kemudian bangsa Romawi pada abad ke 8 sebelum Masehi, pada masa raja Numa Pompilius menambahkan 2 bulan yakni Januarius dan Pebruarius atau di Indonesia dikenal Januari dan Februari. Perayaan di geser ke tanggal 1 januari pada masa Kaisar Romawi Julius Caesar sekitar abad 46 SM, sebagai penghormatan terhadap dewa Janus.
Nah jelas sebagai perayaan untuk siapa kan? Silahkan pertimbangkan
2. Perayaan Tahun Baru Itu Buang-Buang Waktu
Loh penulis Jokka Jo terlalu primitif..!, Bukan seperti itu, tapi silahkan kamu teliti lagi apa saja yang kamu lakukan di malam tanggal 1 januari apakah tidak buang-buang waktu? Begadang sampai larut hanya menanti waktu 00.00 1 Januari, lalu setelah itu apa? Hanya diam dan pulang kerumah.
Memandangi Kembang Api yang mencerca langit malam, ingatlah kembang api hanya sesaat lalu hilang. Terus kamu mau apa? Sekedar melihat yang tidak abadi? Yasudah tidurlah, Itu lebih bermanfaat.
3. Perayaan Tahun Baru sebagai ajang 'Bakar uang' dan Hura-hura
Maksudnya adalah mereka yang memiliki uang berlebih berlomba untuk membeli kembang api dengan harga mahal hanya untuk memuaskan mata sesaat, Btw kembang api dibakar dong ya bukan di panggang.
4. Maksiat Merajalela
Bukan bersikap sok suci, tapi berlomba lomba kepada kebaikan itu harus dan saling mengingatkan adalah wajib.
Usai perayaan tahun baru banyak maksiat terjadi, sehingga banyak meme yang mencemoohnya. Salah satunya 'Habis gelap terbitlah kondom', karena memang banyak terjadi dan menjadi rahasia umum.
Pesta Miras menjadi andalan jika Tahun Baru, kamu jangan menutup mata dan berpura-pura tidak tahu. Ini adalah hal yang dibiasakan dan serasa di 'legalkan'.
5. Kebersihan Kota Rusak dalam semalam
Benyak sampah yang ditinggalkan saat perayaan tahun baru, sehingga kebersihan dan keindahan kota terusik. Sisa selongsong kembang api dibiarkan berserakan tanpa peduli di buang pada tempatnya.
Mulailah pada diri sendiri untuk memperbaikinya.
Akhirnya, dari 5 hal tersebut kamu bisa mempertimbangkan untuk ikut merayakan atau tidak.
It's depend on you
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan komentar sebagai perbandingan untuk penulis jika ada hal yang kurang sesuai.
°°°
Kamu bisa berlangganan artikel gratis dengan mengisi form dibawah artikel ini untuk tampilan Handphone dan di sisi kanan jika menggunakan PC.
Ikuti Instagram saya di @Jokkajo_
Baca ini :
Gabung dalam percakapan
Semoga Kebaikan Menyertai Anda
[Beri Saya Ide Untuk Artikel Selanjutnya]