Bismillah Wa Biidznillah, Wujud Penghambaan Seorang Manusia Kepada Tuhan Semesta Alam
「Assalamualaikum」- Halo jo, setiap usaha dan perbuatan yang kita lakukan di dunia ini tidak terlepas dari takdir dan ketentuan Zat yang Maha Kuasa, Tuhan Seluruh Alam Allah Subhanahu wa ta'ala.
Sebagai seorang Muslim yang secara mutlak dan sadar menyerahkan diri kepada Tuhannya, ikhlas dan ridho dengan segala ketentuan atas dirinya adalah tegakknya tauhid.
Apa pun yang kita impikan tentu harus memulai dengan ucapan Bismillah yang memiliki makna dengan nama Allah, hal ini merupakan bentuk lisan dan perbuatan yang sadar bahwa kemudahan akan tindakannya hanya datang dari Allah SWT.
Bagaimana bisa kita tidak menyerahkan segala urusan kita kepada sang pemilik segala urusan, dengan begitu kita akan lebih pasrah dan ikhlas atas segala hal yang akan terjadi. Tugas kita hanyalah berusaha sebanyak mungkin, untuk keberlanjutan dan hasil tentu kita harus serahkan kepada pemilik segala urusan.
Ketika tidur dimalam hari, kita mengucapkan bismillah sebagai wujud keikhlasan mati karena Allah, loh kenapa penulis sebut tidur adalah mati?
Allah SWT dalam surah Az Zumar ayat 42, berfirman
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”
Ayat ini mengisyaratkan adanya 2 jenis kematian yakni kematian kecil dan besar, nah kematian kecil itulah yang dimaknai dengan tidur.
Dikutip dari tafsiralquran.id di salah satu postingan tentang tafsir surah Az Zumar Ayat 42 banyak ulama yang menafsirkan ayat ini, salah satunya As-Syawi dalam an-Nafahat al-Makiyyah juga memberikan penjelasan bahwa jiwa antara manusia mati kubra dan mati sughra ini bisa bertemu di alam Barzakh dan berbincang-bincang. Namun, dalam kematian sughra, jiwa mereka akan kembali ke tubuhnya di dunia lagi ketika ia bangun tidur.
Sudah sepantasnyalah kita mati dengan kalimat indah, sebuah penghambaan kepada Tuhan Seluruh Alam.
Siapapun dia, pemimpin besar ataupun rakyat kecil harusnya tetap berprinsip bahwa kita hanyalah manusia yang diberi anugerah hidup di dunia, dengan kuasa Allah SWT. Akan kembali kepada-Nya dan membawa segala amal perbuatan baik dan buruk ke hadapan-Nya untuk dipertanggungjawabkan.
---
Gabung dalam percakapan
Semoga Kebaikan Menyertai Anda
[Beri Saya Ide Untuk Artikel Selanjutnya]