Gabung Grup WHATSAPP Bahasa Jepang Gabung

Channel Youtube Zeropasento Klik Disini

Nomaden Kontemporer Sebagai Pembaharuan Rasa Dan Cerita, Konsepsi Lita'arafu

Merubah dan mencari suasana baru, mencari jati diri, belajar pengalaman, nomaden kontemporer, cerita unik tentang keluar zona nyaman, Jokkajo.com
Nomaden Kontemporer
Nomaden Kontemporer

「Assalamualaikum」- Halo jo, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Nomad atau Nomaden adalah kelompok orang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap, berkelana dari satu tempat ke tempat lain, biasanya pindah pada musim tertentu ke tempat tertentu sesuai dengan keperluan kelompok itu; (hidup) berkelana, tidak menetap.

Saya mungkin masih mengadopsi sistem Nomaden yang sempat berlaku dan diterapkan di masa lampau, akan tetapi saya hanya merevisi dan menyesuaikan dengan kondisi kontemporer atau masa kini

Bukan dalam arti tidak memiliki pendirian sehingga harus bergonta-ganti tempat yang menyesuaikan dengan situasi dan kondisi

Tapi saya sebagai penulis jokkajo.com memiliki pandangan berbeda dalam mengkategorikan sikap yang sering berubah, lebih dapat di biaskan dengan kata nomaden.

Berbeda dengan merantau terlalu mengarah kepada usaha mencari penghidupan secara mutlak, nomaden dalam persepsi tulisan ini adalah mencari tempat baru untuk mendengar cerita dari berbagai sisi.

Esensi nomaden adalah menemukan suasana baru yang berbeda rasa, rasa yang berbeda cerita. Sehingga dapat memberikan pernyataan yang didasarkan dari beberapa aspek dan sumber.

Saya telah terbiasa untuk berpindah-pindah, teringat semasa mengenyam pendidikan strata satu (S1). Dalam seangkatan terdiri dari dari 6 kelas, saya pun pernah masuk masuk ke 5 kelas diantaranya. Pada semester I dan II saya ditentukan oleh fakultas untuk belajar di kelas B, kemudian beranjak ke semester III saya pindah ke kelas A, lalu semester IV pindah lagi ke kelas C, kemudian semester V saya masuk di kelas D, setelah itu saya masuk lagi di kelas F untuk semester VI, ketika hendak masuk ke kelas terakhir yakni kelas E ternyata untuk semester VII sudah tidak ada pembagian kelas karena telah dibagi berdasarkan konsentrasi.

Saya pun hampir mengenal secara keseluruhan teman seangkatan di Fakultas Hukum, bukan rasa bosan atau permasalahan internal yang menjadi alasan akan tetapi alasan mendasar untuk 'lita'arafu' atau saling mengenal. Lebih rinci disebutkan dalam Al Qur'an surah Al Hujurat ayat 13.

Sebagian orang mengambil kata bijak 'Pergilah ke tempat dimana kamu dihargai dan dibutuhkan', terlepas dari kalimat tersebut saya menitikberatkan terhadap sikap diri sendiri dan sadar akan aksi reaksi. Ketika kita mampu menghargai orang lain maka penghargaan atas diri kita pun akan terus diberikan oleh orang lain.
Kemudian untuk mengambil pelajaran dari kesudahan orang-orang terdahulu, sehingga tidak mengulangi kesalahan yang pernah mereka lakukan. Sejatinya belajar dari kesalahan orang lain merupakan pengajaran berharga.

Adakanlah perjalanan di muka bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah), terjemahan Al Qur'an surah Ar-Rum ayat 42.

Senang bepergian pun menjadi salah satu kesibukkan yang sering dilakukan, manfaat untuk masuk ke lingkungan baru yang saya namakan 'Keluar Dari Zona Nyaman' sangatlah beragam.

Menemukan berbagai macam latar belakang kehidupan dapat membuat saya lebih bersyukur atas apa yang telah dan pernah saya miliki, terkadang dengan cara ini kita mendengar keluhan terdalam dan jujur.

Menjejaki berbagai tempat dan lingkungan yang belum pernah saya datangi, gunung, pantai, pusat kota dan keramaian. Akan menjadi cerita bahwa saya pernah berada disana, mengembara demi cerita.

Berada di salah satu kota Istimewa di Indonesia, Yogyakarta. Terdapat banyak cerita dan tingkah syarat makna di kota ini. Saya selama berada di kota ini lebih dari 7 bulan sedikit demi sedikit menemukan beberapa fakta unik tentang Jogja.

Jalan Malioboro, Pantai Parangtritis, Kulonprogo, Bandara Adisutjipto, Bandara Yogyakarta International Airport (TIA), Stasiun Tugu, Stasiun Lempuyangan, Alun Alun Kidul, Alun Alun Utara,  Keraton, dan hangatnya kenangan adalah bagian dari cerita saya di Jogja.

Akhirnya, sepanjang apapun kita berjalan tetap harus ingat untuk pulang ke tempat dimana kita mengenal dunia. Setelah menjelajah kita harus pulang untuk bercerita tanpa kesombongan.

Baca juga Artikel Menarik di Jokkajo.com

Tetap sehat dan jangan gila
Jangan lupa pulang rumah
Instagram @Jokkajo_

Baca ini :
[Saya penulis pemula dari Sulawesi-Indonesia yang bermimpi dapat menebar manfaat lewat tulisan]- [Tetap sehat dan jangan gila]•• [Berbagilah untuk hidup, hiduplah untuk berbagi]••